Posts

Showing posts from October, 2009

Kumpulan Jurnal Kesehatan & Kedokteran | CDK

172. Saraf 01/10/2009 Tahukah Anda bahwa gangguan tidur bisa merupakan faktor risiko pelbagai penyakit ? Salah satu yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan ialah hubungannya dengan... 171. Infeksi 13/08/2009 Infeksi merupakan masalah kedokteran yang tak akan selesai, meskipun antibiotika jenis baru bermunculan untuk memerangi masalah yang sudah ada... 170. Fertilitas 09/07/2009 Masalah kependudukan merupakan masalah sosial yang juga mencakup kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; kendati tidak langsung berhubungan dengan kedokteran... 169. Kardiovaskuler 07/05/2009 Penyakit jantung merupakan masalah yang bertambah penting, sesuai dengan pertambahan usia harapan hidup; makin panjang usia seseorang, makin lama... 168. Gizi 04/03/2009 Kali ini CDK membahas masalah gizi sebagai topik utama; kendati tidak meliput seluruh masalah, beberapa artikel mungkin menarik bagi sejawat... 167. Kanker 2009 12/01/2009 Kanker – kata yang menakutkan bagi kebanyakan orang – memang masih merupakan masalah

Kecelakaan Kerja Meningkat

Jumlah pekerja yang meninggal karena kecelakaan kerja meningkat dalam tiga tahun terakhir dan merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir. Padahal, upaya untuk menekan tingkat kecelakaan kerja itu terus digaungkan. Menurut data PT Jamsostek, pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan pada 2008 mencapai 2.124 orang. Jumlah pekerja yang meninggal itu merupakan peningkatan dari 2007 yang mencapai 1.883 orang dan pada 2006 sebanyak 1.597 orang. “Pada 2005 mencapai 2.045 orang. Sementara angka kasus kecelakaannya tertinggi dalam empat tahun terakhir, yakni 99.023 pekerja. Kasus kecelakaan kerja pada 2008 sebanyak 93.823 orang, dengan jumlah pekerja yang sembuh 85.090 orang, sedangkan yang cacat total 44 orang,” kata pejabat Humas PT Jamsostek Kuswahyudi di Jakarta, Rabu (4/2). Dalam upaya menekan angka kecelakaan kerja ini, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) menargetkan penurunan angka kecelakaan kerja hingga 67,5%. Pengurangan itu dilakukan dengan pencan

Limbah Rumah Tangga Sama Bahayanya dengan Industri

Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim, belum lama ini. kembali menegaskan bahwa kasus pencemaran lingkungan saat ini terus meningkat dan cenderung semakin memprihatinkan. Hal itu tidak saja terjadi akibat limbah industri, melainkan juga oleh rumah tangga. Oleh karena itu, pihaknya tidak hanya akan mengusut kasus pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh industri. Para pencemar limbah rumah tangga pun akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Menurut dia, jika sudah cukup bukti adanya pelaku pencemaran lingkungan perairan atau laut, baik perorangan berupa limbah rumah tangga maupun oleh kelompok perusahaan, akan ditindak secara tegas. Kasus mereka akan diproses secara hukum sesuai UU no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Nabiel mengatakan, pembuangan limbah cair ke laut hingga saat ini diakui sangat sulit diatasi. Termasuk kasus tumpahnya limbah minyak dari kapal dari waktu ke waktu yang masih sering terjadi di laut. "Akibatnya laut kita menjad

Rancangan Undang Undang Kesehatan disahkan Menjadi Undang Undang

Rancangan Undang Undang (RUU) Kesehatan disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi Undang Undang (UU) dalam Rapat Paripurna ketujuh yang dipimpin oleh Ketua DPR Agung Laksono hari Senin (14/9/2009) di Jakarta. Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Andi Mattalatta yang membacakan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memaparkan beberapa poin penting dalam RUU Kesehatan yang disahkan menjadi UU Kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan. Beberapa poin penting tersebut berkaitan dengan sumber pembiayaan, hak bayi untuk memperoleh ASI eksklusif dan harga obat. Andi Mattalatta mengatakan, sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 5 persen serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 10 persen. Undang Undang ini juga menegaskan hak bayi untuk memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan, kecuali dalam keadaan darurat medis, ASI dapat digabung dengan makanan lain dan susu formula, kata Andi Mattalatta. Mengenai harga obat

Dr dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH. Menteri Kesehatan 2009-2014

Dr. dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.PH, ditetapkan sebagai Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014) menggantikan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K). Pengumuman susunan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tanggal 21 Oktober 2009 jam 22.00. Endang Rahayu Sedyaningsih, sebelumnya adalah Peneliti Utama pada Puslitbang Bio Medis dan Farmasi Badan Litbangkes dan pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bio Medis dan Farmasi Badan Litbangkes Depkes. Endang R. Sedyaningsih lahir di Jakarta, 3 Februari 1955 adalah lulusan FK Universitas Indonesia tahun 1979. Gelar Master on Public Health dan Doktor Kesehatan Masyarakat diperoleh di Harvard University, USA tahun 1992 dan 1997. Buah perkawinannya dengan dr. MJN Mamahit, Sp.OG, dikaruniai 3 orang putra dan putri, Arinanda Wailan Mamahit, Awandha Raspati Mamahit, dan Rayinda Raumanen Mamahit. Endang Sedyaningsih, m

Jangan Berat pada Program Kuratif Lagi

JAKARTA, KOMPAS - Kebijakan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih diharapkan lebih menekankan kepada kebijakan preventif dan promotif ketimbang kuratif yang bersifat mengobati. Harapan tersebut diungkapkan sejumlah dokter dan guru besar bidang kesehatan masyarakat dalam jumpa pers, Jumat (23/10). Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Does Sampoerno, mengungkapkan perlunya menteri baru mengevaluasi kebijakan yang kurang tepat pada masa lalu. Pada era sebelumnya kebijakan bersifat lebih kuratif. Anggaran kesehatan, misalnya, sekitar 60 persen untuk program kuratif seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat. Menurut dia, anggaran untuk program bersifat hulu perlu diperbesar. Dia mengatakan, Indonesia mempunyai beban multi, yakni penyakit menular lama, penyakit berpotensi pandemik, penyakit akibat gaya hidup, serta penyakit lantaran perubahan iklim dan lingkungan. "Itu tidak bisa diatasi dengan Jamkesmas atau membangun rumah sakit atau puskesmas sebanyak mu